Bagansiapiapi, Rohil – Hermanto korban penyerangan kehormatan terhadap pribadinya melakukan Konferensi pers, menjelaskan tentang kronologi peristiwa kejadian, tepatnya pada hari Sabtu pukul 08.30 Wib. Waktu itu istri saya berprofesi sebagai pedagang berkerja di warung mertua saya, yang bertempat di pusara hilir, sementara saya bertempat tinggal pusara I kerna banyak bahan belanjaan istri saya, biasa istri saya pergi belanja menggunakan sepeda jarak tempuh tidak begitu jauh, kerna banyaknya belanjaan untuk di jual mintak tolong bawakan alat belanjaan ke warung. Selasa (13/9/2022). Tempat kafe Wak Gilang Jalan SMA 2 Bagan Hulu.
Lanjutnya, setelah saya membawa belanjaan istri saya kewarung, dan alat belanjaan ini saya angkat dari sepeda motor belum di tempatkan atau di letakkan, secara membabi buta oknum guru PPPK atau lebih di kenal dengan nama Hendri suami dari pjs penghulu Bagan Jawa datang tampa basa basi dengan mengunakan kendaraan dinas desa Bagan Jawa. Hendri mengatakan bang Iman, “Abang nak berhentikan istri saya Rina dari pjs penghulu, sampai hati nak memberhentikan istri saya jadi pjs penghulu kita berdekatan rumah bang. Dengan nada yang sangat tinggi tampa ada alat bukti bahwa yang bisa di pertanggung jawaban oleh saudara Hendri itu sendiri.
Kemudian istri saya, pada saat itu tentu tidak terima suaminya ada yang menuding secara sepihak kepada suami saya dengan histeris istri saya yang tahu pekerjaan sumai bekerja bukan seperti itu langsung menangis.
“Pertama serangan ini di muka umum, kebetulan ada orang yang lagi belanja di warung. Ketika istri saya menangis langsung mengejar saudara Hendri, kalau memang suami saya yang menuduh istri saudara untuk memberhentikan istri saudara sebagai pjs penghulu apakah ada bukti, yang mengatakan bahwa suami saya mau memberhentikan istri saudara, namu saudara Hendri tidak menjawab. Kesalnya istri saya kerna suaminya di permalukan di tempat umum dengan kata kata yang tak pantas, memangnya suami saya bekerja apa sehingga bisa memberhentikan istri kamu sebagai Pjs Penghulu,”kata istri hermanto.
“Akhirnya si Hendri pergi tampa ada penjelasan dan meninggalkan warung. Nah, tentunya waktu itu saya sempat WhatsApp saudara Hendri untuk minta alat bukti namu tidak di gubris oleh saudara Hendri, kerna bila anda tidak bisa memberikan bukti kepada saya, hal ini akan saya laporkan kepada pihak yang berwajib kerna anda telah menyerang kehormatan saya melalui WhatsApp, masuk cek list II berarti itu sudah di baca namun tidak di respon.
Tambah Hermanto, kerna barang bukti chatting saya sama dia ada, nah pada kejadian ini saya tunggu 1X24 jam agar saudara Hendri untuk meminta maaf. Namun tidak ada etika baik dari saudara Hendri untuk minta maaf. Tepatnya pada hari Minggu semalam tanggal 11/9 saya pergi ke Mapolsek Bangko untuk membuat delik aduan, kemudian kata pak polisi yang bertugas 2 orang, satu duduk dan satu lagi berdiri nama saya tidak ingat, piket pagi itu beliau mengatakan ada apa pak tanya pihak polisi, saya jawab saya mau buat laporan Kerna marwah saya di serang, Oya pak begini, sistem pelaporan model baru sekarang restorsing kata pak polisi yang piket pagi itu,”jelasnya.
Jadi laporan ini pak harus kembali ke kamtibmas setempat. Mungkin kalau tidak ada penyelesaian baru naik ketingkat Polsek Bangko kata salah satu pihak polisi yang piket. Kerna kita taat hukum aturan proses hukum, pergi lah saya berupaya menjumpai bapak Babinkamtibmas desa Bagan Jawa bolak balik saya mencari beliau. Rupanya ada kesibukan di luar maka saya tidak jumpa sama beliau, sehingga berita ini di terbitkan,”tandasnya.