Karo || Utamapost – Kapolres Tanah Karo dinilai gagal dalam memberantas praktik yang melanggar hukum seperti perjudian di wilayahnya Kabupaten Karo. Hal ini terlihat masih bebas nya kegiatan tersebut seakan pemberantasan judi yang di gaungkan Kapolri hanya sebatas isapan jempol belaka.
Salah satu kegiatan adu ketangkasan judi ikan-ikan berada di Kecamatan Kec.merek situngaling Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara
S merupakan oknum anggota berbaju loreng yang mengelola usaha perjudian di lokasi dekat sekolah yapim.
Praktik judi di Kabupaten Karo memang sudah lama berlangsung dan bebas beroperasi hampir diseluruh desa, kecamatan Kota di tanah Karo yang terkesan jadi markas judi di Sumatra Utara, karena meski sempat dikabarkan tutup beberapa waktu lalu, namun amat sangat disayangkan, belum selesai kasus kematian wartawan asal tanah karo yang dibakar rumahnya dan menewaskan satu keluarga, S sudah berani kembali mengoperasikan usaha judinya.
Salah seorang warga kepada awak media mengaku kegiatan perjudian baik semacam game ketangkasan maupun dadu dan togel sudah menjadi hal biasa di Kabupaten Karo. Bahkan memang terkesan tidak ada yang berani memberantas sampai tuntas.
“Ya siapa saja semua orang udah tau bahwa memang kegiatan seperti judi di sini yang punya itu oknum oknum aktif berdinas, padahal baru kemarin kasus kematian satu keluarga wartawan karena memberitakan judi, eh si S sudah berani buka lagi.Kan perlu kita pertanyakan ada apa dengan Polres Tanah Karo?”, ujar warga saat diwawancarai pada Jumat (26/7).
” Dan itu memang sudah terkodinir secara baik. Seperti foto diatas itu memang diduga punya oknum berbaju loreng berinisal S “, sambung salah seorang warga yang tinggal disekitar lokasi judi tersebut”,
Meski sering di lakukan pemberantasan baik oleh pihak kepolisian seetempat dan masyarakat pun langsung turut turun kelapangan melakukan pemberantasan untuk menutup lokasi tempat yang dijadikan arena bermain, usaha tersebutpun dinilai hanya sia-sia alias percuma, usaha tersebutpun dinilai hanya sia-sia alias percuma.
“Percuma saja lah bang, buat apa dilakukan penutupan bahkan, kemarin sempat ramai-ramai masyarakat ikut turun tangan, hasilnya apa..yang ada malah hanya sia-sia. Tutup sebentar buka lagi, tutup lagi buka lagi. Gitu-gitu ajalah terus. Ibarat kata pepatah “mati satu tumbuh seribu”. Itu dikarenakan bos-bos pemilik yang sebenarnya tidak pernah di tangkap. “Ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolres Karo oleh awak media melalui pesan whtsupnya belum merespon atau menjawab terkait pemberitaan tersebut.
Komentar