Utamapos.com 20/09/2023
Ditengah maraknya perdagangan Online ( onlineshop ) banyak dampak dan yang terdampak, ada yang meraup keuntungan dan ada yang tidak beruntung. Sebut saja pedagang pasar Tanah abang pusat grosir nomor wahid di Indonesia bahkan tergolong terkenal di Asia Tenggara sampai sampai Buyer dari luar negeripun banyak yang berbelanja barang untuk didagangkan lagi di negaranya seperti Nigeria. Tertarik karena kualitas dan harga sudah pasti suatu alasan dan prinsip ekonomi. namun disaat maraknya tiktop shop keuntungan yang dulu diraup sacara kait berkait tidak lagi dirasakan.
Ketika pelanggan berbelanja ditanah abang, banyak pihak yang kecipratan keuntungan mulai dari pekerja konveksi, pedagang, kuli angkat ( porter ) , tukang parkir, penerima sewa toko dan bahkan sampai kelevel pengemis pun kebagian jatah.
Namun ketika tiktokshop berkibar hal itu perlahan pudar seakan memutus mata rantai perekonomian UMKM dan kalangan bawah , bagai mana tidak tiktokshop menjanjikan keuntungan lebih banyak dan biaya yang sedikit. Seller hanya butuh jualan melalui akun dan tidak harus buka toko seperti pedagang confensional. selain itu menurut pengamat ekonomi, e-commers yang saat ini lebih diminati masyarakat adalah 75 persen produk yang dijual adalah impor dan 25 persen produk dalam negeri. The power of scrolling memungkinkan penjualan tiktokshop makin meningkat, berbeda dengan pasar confensional yang pembeli harus tawar menawar dengan pedagang untuk memperoleh satu harga kesepakatan.
“Peran pemerintah sangat dipentingkan untuk solusi agar UMKM indonesia bisa maju dan bangkit lagi, mungkin saja dengan pembatasan produk luar negri yang masuk keindonesia dan peningkatan kualitas produk dalam negri serta aturan aturan yang membuat perdagangan diera pasar bebas bisa berimbang dan bahkan penutupan akun tiktok “ tutur Iqbal salah seorang pedagang pasar Tanah Abang yang terdampak e-commers. ( Abd21 )
Komentar