Pandeglang, warta- kota.com – Disinyalir, pembangunan MCK dikawasan hunian tetap (Huntap) Desa Banyumekar, Kecamatan Labuan berdampak polemik dan menimbulkan Narasi miring bagi sebagian warga dan Tokoh masyarakat setempat.
Pasalnya, dari keterangan sebagian Tokoh Masyarakat setempat seolah mereka tidak merasa dihargai oleh pelaksana pembangunan maupun kontraktornya, hal itu mereka ungkapkan saat warta-kota.com menyambangi ke lokasi pembangunan.
” Saya tidak tahu sebelumnya, tiba- tiba sepulangnya saya dari Laut sudah ada material dilokasi tersebut,” ungkap kepala pemuda setempat yang mengaku berprofesi sebagai Nelayan lokal. Jum’at (15/11/2024)

Dirinya menyayangkan akan hal tersebut, bukan bermaksud hendak menghambat pembangunan Pemerintah, namun menurutnya semua itu selayaknya harus ditempuh dengan Sosialisasi kepada warga sekitar terlebih dahulu, agar dikemudian hari tidak menimbulkan miskomunikasi dengan warga.
Diketahui, pembangunan MCK sebagai penunjang kawasan hunian tetap di wilayah RW 04 Desa Banyumekar Kecamatan Labuan merupakan program yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman yang dilaksanakan oleh CV. CIPTA NAYRA bersumber dana APBD-P Provinsi Banten Tahun 2024 dengan nilai Rp. 163.250.000 Rupiah.
Lebih parahnya lagi, menurut keterangan dari salah satu Tokoh Masyarakat setempat bahwa saat groundbreaking (Peletakan batu pertama), puluhan tanaman warga yang sedang berbuah habis dibabat oleh orang kepercayaan mereka dilapangan.
” Memang ini adalah tanah Pemerintah yang diatas lahan tersebut saya tanam sudah lama sekitar lebih dari 20 batang pohon pisang yang sekarang sedang berbuah. Setidaknya, pelaksana ataupun pemilik kontraktor juga mengerti, minimal mereka memberikan perhatian maupun sekedar uang pengganti terhadap puluhan pohon pisang saya yang dibabat habis,” ucap salah satu Ustad pemilk pohon pisang dilokasi.
Kendati demikian, ia mengatakan telah ada upaya musyawarah melalui perwakilan dari Tokoh masyarakat setempat beberapa hari lalu, namun dikatakannya, hingga detik ini belum ada kejelasan.
Dikonfirmasi Kepala Desa setempat melalui WhatsApp, Kades menuturkan dirinya belum mengetahui tentang pembangunan MCK tersebut di wilayahnya.
” Belum ada Koordinasi dengan Desa,” ucap Kades Hapidz dengan singkat.
Sementara, salah satu perangkat Desa menuturkan bahwa pembangunan MCK tersebut berdasarkan usulan warga sejak Tahun lalu, namun menurutnya saat realisasi pembangunan belum adanya koordinasi dengan Kepala Desa.
Hingga berita ini disampaikan, pelaksana pembangunan berikut Konsultan perencanaan belum terkonfirmasi, sejenak awak media menemui pihak Konsultan dilapangan, namun amat disayangkan seolah pihak Konsultan menghindar dari pertanyaan yang akan dilontarkan oleh wartawan.
Reporter : yona








Komentar