Padang- utamapos.com.
Cuaca Sumatera barat selama beberapa pekan terakhir alami curah hujan cukup tinggi disertai angin yang mengakibatkan bencana dibeberapa wilayah.
Sejumlah jalan utama longsor dan terban akibat curah hujan yang sangat tinggi. Tercatat dari wilayah limapuluh kota jalan menuju Pekan Baru, jalan Lembah Anai, akses dari dan kabupaten Solok dan Solok Selatan ruas jalan Surian kecamatan Pantai Cermin termasuk jalur sitinjau rawan longsor dan kerap makan korban jiwa.
Kepala stasiun Meteorologi Minangkabau BMKG Desrinda Deddy Kurniawan ketika dihubungi via telepon oleh Utamapos.com mengatakan , wilayah Sumatera Barat bulan juni masuk musim kemarau, sedang dibulan mei ( sekarang ini ) berada dimasa peralihan atau dikenal pancaroba yang atmospherenya sangat dinamis, terkadang siangnya panas sore diselimuti awan konvektif bahkan hujan lebat. Prediksi BMKG sepekan kedepan wilayah sumbar masih dalam musim hujan sedang dan hujan lebat.
Terkhusus untuk wilayah marapi yang erupsi materialnya terus menerus disekitaran lereng dan puncak walaupun tidak banyak tapi karena menumpuk , hujan sedikit saja sudah bisa mengakibatkan galodo kesungai sungai yang hulunya merapi. Ketika hujan turun usahakan jangan hanya berdiam dirumah, sesekali pantau keluar untuk melihat apakah ada bencana atau tidak.
Bulan juni 2024 puncak bencana Sumatera Barat…?
Terkait beredar info bahwa wilayah sumatera barat dibulan Juni adalah puncak bencana, Desrinda Deddy kurniawan mengatakan bahwa wilayah Sumatera Barat ini cukup unik dan spesial dibagian barat daerah Pasaman dan pesisir selatan pola iklimnya non zoom artinya tidak mengenal musim hujan dan kemarau, walau musim kemarau tetap ada hujan.
Wilayah sumatera barat bagian timur dan tengah seperti daerah limapuluh kota dan darmasraya masih ada pola zoom yang bisa terlihat adanya perbedaan musim hujan dan kemarau.
” Kalau bulan juni dikatakan puncak bencana, malah dibulan tersebut sebagian besar wilayah Sumatera Barat masuk di musim kemarau. Untuk menentukan musim kemarau atau hujan kami punya skala, ketika curah hujan kurang dari 150 mm maka bisa disebut musim kemarau, tetapi sekarang malah diatas 150 mm jauh melebihi angka tersebut ” papar Desrinda Deddy Kurniawan Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau BMKG.
Bagi masyarakat yang berada di bantaran sungai, lereng perbukitan dan pegunungan agar selalu waspada terhadap cuaca, jika hujan berlangsung lebih dari satu jam, waspadai potensi bencana.
Lebih dalam lagi Desrinda mengatakan bahwa BMKG sudah meluncurkan aplikasi ” Info BMKG ” yang bisa didownload secara gratis. Diaplikasi tersebut bisa update info peringatan dini potensi hujan, petir, hujan lebat dan sedang, bahkan untuk info bencana sampai ketingkat level kecamatan. Secara otomatis aplikasi tersebut akan mengirimkan notifikasi kepada pengguna gadget. ( Zul red)