AKSI PENOLAKAN RUU TNI DI DPRD BUKIT TINGGI

Berita utama451 Dilihat

 

Bukit Tinggi, Utamapos.com |Aksi Penolakan RUU TNI di depan Kantor DPRD Kota Bukittinggi Kamis 20/3/2025 berakhir “mengecewakan” . Pasalnya pihak DPRD tidak menyambut baik kedatangan mahasiswa dan masyarakat sipil. Meskipun sudah menunggu dari pukul 14.00 sampai hampir berbuka puasa. Dewan Perwakilan Rakyat enggan mendengarkan suara Rakyat. Jadi, sebenarnya siapakah yang diwakili oleh DPR?

Aliansi mahasiswa Bukittinggi yang terdiri dari beberapa Universitas seperti UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi, Universita Mohammad Natsir (UMN) Bukittinggi dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) Bukittinggi juga dihadiri Organisasi Kepemudaan (OKP) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) serta masyarakat sekitar kota Bukittinggi yang menyuarakan aspirasi dan menyatakan penolakan terhadap RUU TNI sama sekali tidak digubris.

Terlihat aparat jaga saat orasi dikantor DPRD Kota Bukit Tinggi, Kamis 20/3/2025.

Bertepatan dengan hari yang sama, Kamis 20 Maret 2025 telah ‘ketuk palu’ Ketua DPR-RI Puan Maharani berdasarkan hasil persetujuan 10 Fraksi yang ada. Hal inilah yang menjadi puncak kemarahan Rakyat Indonesia, pasalnya meskipun telah disuarakan penolakan pengesahan RUU TNI tetapi dengan ‘enteng’ palu sidang mengesahkan.

Ketua Umum HMI Cabang Bukittinggi (Ahmad Zaki) mengatakan “Aksi penolakan Revisi Undang-undang TNI (RUU TNI) yang telah disahkan ke depan gedung DPRD bukittinggi sempat di warnai dengan kericuhan dan korban karena ketua DPRD enggan menemui mahasiswa. Kami menolak keras atas UU TNI yang disahkan oleh DPR-RI karna kami menggaggap tidak seharusnya militer diberi ruang ke ranah-ranah sipil. Ini bentuk penghiatan terhadap amanat reformasi dan gejala munculnya kembali orde baru yang di takuti Masyarakat Sipil.”

Berawal dari titik kumpul di depan Tugu Polwan Bukittinggi hingga ke depan kantor DPRD Bukittinggi ratusan mahasiswa dan masyarakat menyampaikan aspirasi dan menolak keras RUU TNI. Saat tiba di depan kantor DPRD Bukittinggi aliansi mahasiswa Bukittinggi juga menampilkan teatrikal dan orasi.

Presma UIN Bukittinggi (Ghazi Falih) menyampaikan bahwa “DPRD Bukittingi ini sangat tidak mewakili masyarakat, DPRD Bukittinggi hanya makan gaji buta.

Pengesahan RUU TNI yg di lakukan DPR RI menjadi catatan hitam bagi sejarah indonesia, amanah reformasi sudah di lacurkan.

UU TNI resmi disahkan! secara tidak langsung DWIFUNGSI
ABRI di hidupkan. Ada 3 pasal yg sangat krusial :

Pasal 3 point 2 TNI berada “di bawah” koordinasi Departemen Pertahanan menjadi TNI berada “di dalam” koordinasi Menteri Pertahanan.

Pasal 47 Prajurit Aktif dapat menduduki jabatan sipil artinya ada perluasan ranah TNI ke lembaga sipil tanpa harus menunggu non aktif atau pensiun (DWIFUNGSI)
serta penambahan lembaga yg boleh di duduki TNI menjadi 16 lembaga (dari awalnya 10 lembaga) yang artinya berkemungkinan TNI bisa menduduki hampir di ‘semua lembaga sipil’.

Pasal 53 tentang bagaimana usaha penambahan batas usia pensiun TNI (dengan pengklasifikasian tingkat jabatan TNI)

Maka dari itu kami Aliansi Mahasiswa Bukittinggi dan Masyarakat Sipil menuntut:
1. Dengan tegas meminta DPR-RI untuk membatalkan pengesahan RUU TNI.
2. Segala bentuk kebijakan yang menyangkut rakyat dilakukan dengan keterbukaan dan partisipasi publik, bukan dalam forum tertutup yang mengabaikan suara rakyat.
3. Adanya perlindungan hukum terhadap individu dan kelompok dalam menyuarakan kritik kebijakan pemerintah serta menjamin tidak adanya tindakan intimidasi. ”

Sayangnya, aksi ini malah mendapatkan tindakan refresif dari salah satu onkum satpam. Benar, tidak hanya aparat kepolisian tetapi satpam juga dikerahkan. Ada apa dengan DPRD Kota Bukittinggi? apakah “Siap, Ndan” sudah mulai berlaku per-hitungan jam disahkan?. Bahkan 1 orang sampai dilarikan ke IGD RS Yarsi karena mengalami kekerasan di bagian perut dan 1 orang ke RS Otak Bukittinggi akibat luka di jari tangan mendapatkan 2 jahitan.

Aliansi mahasiswa Bukittinggi dan Masyarakat Sipil Bukittinggi awalnya meminta secara baik-baik, Ketua DPRD untuk turun mendengarkan aspirasi tetapi bukannya menuruti keinginan Rakyat Ketua DPRD justru memilih “anteng” di dalam ruangan.

Fikri lafendra selaku Ketua Umum Cabang GMNI Bukittinggi yang ikut serta dalam Aksi mengatakan bahwa ” Sebelumnya RUU TNI yang dibahas di hotel secara tertutup tanpa partisipasi publik yang jelas dan negara sedang melakukan efesiensi anggaran malah melakukan rapat pembahasan RUU TNI yang ugal-ugalan dan pada hari Kamis 20 Maret 2025 telah di ketok palu RUU TNI menjadi UU TNI oleh DPR RI. Namun demikian perjuangan tidak bisa berhenti karena ketok palu saja. perjuangan akan tetap ada.

Seharusnya UU TNI ini di evaluasi kembali dan di tinjau ulang. karena banyak pasal yang bertentangan dan menjadi pro-kontra oleh semua kalangan, salah satu nya dalam pasal 47 di jelaskan bahwa prajurit aktif dapat menduduki jabatan pada kantor yang membidangi koordinator bidang politik dan institusi lainnya.

” Kami menolak ini secara tegas. Kembalikan TNI ke barak ” orasi mahasiswa.

Padahal sudah jelas yang di sampaikan oleh presiden pertama Republik Indonesia di kala itu mengatakan dalam amanat pidato Presiden Sukarno saat Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia 17 Agustus 1953. Dalam pidato tersebut Bung Karno dengan tegas mengatakan bahwa angkatan perang atau ABRI tidak boleh terjerumus dalam politik. Sejatinya tentara harus tetap berada pada ruhnya yakni menjaga kedaulatan negara, bukan berpolitik.”

Tentu saja, aksi yang tidak disambut baik ini membuat Mahasiswa dan Masyarakat Sipil Bukittinggi semakin tidak percaya dengan Pemerintah.

Terakhir, Ketua Umum HMI Cabang Bukittinggi mewakili para demonstran menyampaikan pernyataan sikap

“Hari ini kami Mahasiswa Bukittinggi menyatakan sikap bahwa Ketua DPRD Bukittinggi beserta jajarannya MandulĀ  dan tidak berguna di kota ini. Setelah ini kita akan melaksanakan aksi yang lebih besar kawan-kawan, lebih masih lagi di Bukittinggi. Kita tegaskan Mosi tidak percaya kepada DPRD Bukittinggi. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup Perempuan yang Melawan! Yakin Usaha Sampai. ” Tutupnya. ( Red )

 

Komentar